Laman

Bisa jadi ini merupakan suatu hal yang sangat bermanfaat, bisa jadi ini suatu ilmu yang sangat berharga.

Selasa, 13 Juli 2021

Cerita Mendaki Gunung Merbabu, Kehabisan Logistik di Puncak

Posted by Rayap Jalanan 23.18, under | No comments

 Gunung Merbabu Via Kopeng, 15 - 16 Juni 2013

Pada kesempatan kali ini saya akan sedikit bercerita tentang pengalaman saya dalam mendaki gunung Merbabu. Tapi ini bukan cerita horror ataupun misteri ya, ini hanya sekedar berbagi pengalaman dalam mendaki gunung Merbabu.

Jadi waktu itu saya Bersama teman2 komunitas pendaki gunung dari pekalongan, kami menyebutnya TEPPAR (teman pekalongan pecinta alam raya) berencana untuk mendaki gunung Merbabu. Singkat cerita, rencana itu pun terlaksana pada bulan Juni 2013 silam.

Pada tanggal juni 2013 sekitar bakda ashar kami rombongan dari pekalongan berangkat ke gunung merbabu. Sebelum ke basecamp pendakian kami mampir dulu di salatiga, kerumah salah satu pendaki asal salatiga yang nantinya akan menemani kami dalam mendaki gunung Merbabu.

Kami sampai di salatiga sekitar pukul 20.00 wib, sesampainya disana kami istirahat dulu sembari menunggu teman asal salatiga tersebut packing sampai sekitar jam 21.00 wib, kemudian kami lanjut menuju bascamp pendakian gunung merbabu via kopeng dan sampai disana sekitar pukul 22.00 wib.


Sesampainya di bascampe kami tidak langsung berangkat mendaki, namun Kembali istirahat, dan hal itu membuat hati saya sedikit gelisah. Dalam hati bertanya, ini jadi mendaki gak? Udah malam begini belum juga berangkat, besok mau sampai puncak jam berapa?

Selang beberapa menit, salah satu rombongan bertanya juga, nih mau berangkat jam berapa? Atau mau nge camp aja? Salah satu dari rombongan menjawab, ayok berangkat udah malam juga, kita pelan-pelan aja, gak usah memburu sunrise. Karena memang waktu itu udah malam dan gak mungkin rasanya kalo memburu sunrise di puncak.

Percakapan tersebut membuat hati saya sedikit lega, karena akhirnya jadi juga mendaki gunung merbabu. Kalo sampai gagal mendaki bisa kecewa berat karena udah jauh-jauh dan capek-capek kesini Cuma mau numpang tidur di basecamp.

Akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba, kami berangkat mendaki, dan tidak lupa sebelum mendaki kami berdoa untuk keselamatan kami semua selama dalam pendakian. Kami mulai berjalan melewati jalan desa dan perlahan memasuki hutan gunung merbabu.

Perlahan kami berjalan karena kondisi waktu itu sudah malam, gelap, dan sudah mengantuk kerana telat star. Tapi kondisi itu tidak mematahkan semangat kami untuk mendaki. Sedkit melangkah kami istirahat dan mengambil nafas Panjang sambal istirahat sebentar sebelum melanjutkan perjalanan.

Singkat cerita, sekitar pukul 03.00 kami semua merasa udah sangat capek dan harus istirahat tidur sejenak padahal belum ada separuh perjalanan untuk sampai puncak. Dan kami pun sepakat untuk istirahat dulu sambil memasak air untuk membuat minuman hangat sebelum akhirnya tidur.

Sekitar wktu subuh, kami pun terbangun dan dirasa istirahat kami sudah cukup. Perjalanan pun dilanjutkan Kembali dan langitpun sudah mulai memerah dan matahari perlahan menunjukkan sinarnya. Namun saat itu kami masih berada di dalam hutan dan tidak bisa melihat secara langsung indahnya sunrise dari gunung Merbabu.

Hari sudah semakin terang, kawanan monyet hutan pun turun menyambut kami. Mereka meminta makanan dari kami.

Kami pun terus berjalan, skitar pukul 07.00 kami istirahat lagi untuk membuat sarapan. Dan sarapan kami pun sangat simple karena hanya masak mi intan dan beberapa chiki-chiki. Dan memang kami tidak membawa banyak bekal. Mi instan pun sudah habis di masak saat ini. Tersisa sedikit air mineral dan roti untuk di bawa menlanjutkan perjalanan.

Usai istirahat dan sarapan, salah satu dari rombongan bertanya, gimana nih, mau lanjut atau sampai disini aja? Kami pun berdiskusi dan memutuskan untuk melajutkan perjalanan dan tidak memaksakan untuk sampai puncak, sesampainya aja.

Perjalanan pun dilanjutkan, beberapa jam perjalanan, kami pun belum sampai puncak juga. Tapi pemandangan sudah terlihat sangat indah meskpiun belum sampai puncak, kami pun asyik berfoto-foto sambil menikmati perjalanan.

Sekitar pukul 11.00 akhirnya kita sampai di puncak yang ada tower nya, dan ini belum sampai puncak, masih butuh beberapa jam untuk sampai puncak. Namun di sini sudah seperti berada di puncak. Kami pun istirahat di sini sambil menikmati sisa-sisa bekal. Dan bekal pun habis di sini baik makanan ataupun minuman. Dan saat turun nanti kami sudah tidak memiliki bekal makanan apapun.

Di sini kami terbagi menjadi dua tim, tim satu melanjutkan ke puncak utama gunung merbabu. Dan tim satunya lagi cukup sampai disini, istirahat sembari menunggu tim lainya yang melanjutkan ke puncak.

Awalnya saya mengikuti tim yang ingin melanjutkan ke puncak utama, namun di tengah perjalanan, baru di puncak syarif, saya  beberapa teman memutuskan untuk menghentikan perjalanan. Karena waktu saat itu sudah siang sekitar pukul 13.00. takut turun kemalaman dan turun hujan karena cuaca sudah mulai mendung.

Dari puncak syarif ke puncak kenteng songo masih membutuhkan waktu sekitar 1 jam lebih. Setelah puas foto-foto di puncak syarif, sya dan beberapa teman pun turun.

Dan sialnya kita sudah tidak memiliki air minum padahal masih membutuhkan banyak tenaga untuk turun. Saya dan beberapa teman pun memutuskan untuk turun duluan karena hari sudah mulai sore. Takutnya kemalaman dihutan dan turun hujan karena langit sudah berubah menjadi abu-abu.

Kami pun kehausan dan lemas karena sudah tidak memiliki air minum, kami pun terus berjalan karena dalam kondisi apapun kami harus turun dan sampai bascampe. Sambil turun saya mencari tumbuhan yang bisa di makan seperti anggur hutan atau apalah itu Namanya. Yang penting bisa sedkit menahan rasa haus saya.

Waktu sudah mulai gelap dan kami pun masih berada di hutan dan kami pun mulai mempercepat jalanya. Tapi alam berkata lain, hal yang kami takutkan terjadi. Hujan turun dengan lebatnya, dan kami pun kehujanan.

Kami pun tetap melanjutkan perjalanan meskipun kondisinya sangat capek, lemas, dingin dan basah kuyup, dalam hati sya berkata: gak lagi deh mendaki gunung, capek bin banget.

Sekitar pukul 20.00 wib akhirnya kita sampai di pemukiman warga. Dan Alhamdulillah sekali selamat sampai basecamp meskipun dalam kondisi lemas, capaek, dingin, dan basah kuyup. Karena kami masih memkirikan bagaimana nasib temen-teman yang masih berada di gunung dengan kondisi sudah malam dan hujan lebat seperti ini.

Sesampainya di bascampe saya langsung bersih-bersih sembari menunggu temen yang lain yang masih berada di gunung, harap-harap cemas karena kondisi alam seperti ini dan kehabisan bekal.

Setelah ditunggu beberapa jam, akhirnya sekitar pukul 22.00 teman2 menampakan diri di bascampe, dan alhamdulillah dalam keadaan selamat meskipun basah kuyub. Melihat situasi aman, saya pun istirahat dan tidur sembari menunggu teman2 yg lain bersih-bersih dan packing.

Terbangun pukul 24.00 saya pun mulai gelisah, karena besok pagi sudah harus berangkat kerja lagi. Tapi melihat temen-teman yang lain masih sangat kecapekan dan tidur nyenyak. akhirnya saya Bersama salah satu teman saya yang juga besok pagi berangkat kerja, memutuskan untuk pulang duluan meskipun saat itu masih hujan lebat dan kami terobos.

Alhmadulillah, dengan kondisi badan yang sangat capek, lapar, dan kedinginan akhirnya sampai rumah sekitar pukul 03.00 dengan selamat.

Pesan saya; sebalum mendaki persiapkan segala sesuatunya, baik fisik, kesehatan, bekal dan peralatannya. Karena di alam segala sesuatu bisa terjadi tanpa kita prediksi.

Youtube Channel : Syarif Bja.

Minggu, 14 Mei 2017

Ciri khas Batik Pekalongan, Solo, Jogja dan kota-kota Lain

Posted by Rayap Jalanan 22.47, under | No comments

CIRI KHAS BATIK PEKALONGAN

Ciri-ciri batik Pekalongan motifnya mirip dengan batik Yogya atau batik Solo, perbedaannya adalah batik Pekalongan sangat bebas dan menarik dengan adanya modifikasi dengan banyak variasi warna yang atraktif. Kadang, banyak dijumpai juga batik Pekalongan yang memiliki hingga 7 warna dengan kombinasi yang dinamis. Batik Jlamprang adalah salah satu motif batik Pekalongan yang populer dan telah diabadikan menjadi salah satu nama jalan di Pekalongan. Batik Pekalongan menjadi sangat khas karena bertopang pada banyak pengusaha kecil.



CIRI KHAS BATIK SOLO

Motif batik Solo memiliki ciri khas geometris pada batiknya. Contohnya Sidomukti, Sidoluruh, dan Sidoasih. Selain motif geometris, ciri khas batik Solo adalah ukuran motifnya yang kecil, atau istilahnya Truntum.
Ada kisah tentang batik Solo, dilansir dari klasika-Kompas, dahulu kala ada seorang ratu yang sedang bersedih karena tidak diperhatikan sang Raja. Ratu yang sedih itupun akhirnya menciptakan batik dengan motif bintang-bintang yang ukurannya kecil-kecil. Motif batik buah karya sang Ratu itupun mencuri perhatian sang raja, sehingga akhirnya Raja memerhatikan Ratu. Dan Raja pun memerhatikan cara Ratu membuat motif kemudian mengembangkan seni batik tersebut.

Parang Kusuma adalah motif batik Solo selain Truntum. Motif Parang Kusuma memiliki ciri bentuknya yang diagonal, dengan cara melukis dari sisi bawah ke atas. Motif ini mengandung makna atau filosofis, bahwa pemakainya memiliki garis atau keturunan raja.

Motif batik khas Solo yang lain adalah Sekar Jagad. Sekar artinya bunga dan jagad artinya bumi atau dunia. Sebutan “Sekar Jagad” bisa berarti “kumpulan bunga sedunia” atau berarti keindahan dan keluhuran kehidupan di dunia.
Motif yang mengandung unsur agama pun menghiasi motif khas batik Solo. Semisal motif naga, burung garuda, serta sawat yang merupakan simbol agama Hindu. Untuk hal pewarnaan, batik Solo lebih didominasi warna hitam atau kecoklatan. Meskipun menggunakan warna putih tetap saja warna kecoklatan mendominasi pada motif batik Solo.



CIRI KHAS BATIK JOGJA

Ada dua macam latar atau warna dasar kain. Putih dan Hitam. Sementara warna batik bisa putih (warna kain mori) , biru tua kehitaman dan coklat soga. Sered atau pinggiran kain, putih, diusahakan tidak sampai pecah sehingga kemasukan soga, baik kain berlatar hitam maupun putih. Ragam hiasnya pertama Geometris : garis miring lerek atau lereng , garis silang atau ceplok dan kawung , serta anyaman dan limaran.Ragam hias yang bersifat kedua non-geometris semen , lung- lungan dan boketan.Ragam hias yang bersifat simbolis erat hubungannya dengan falsafah Hindu – Jawa ( Ny.Nian S Jumena ) antara lain : Sawat Melambangkan mahkota atau penguasa tinggi , Meru melambangkan gunung atau tanah ( bumi ) , Naga melambangkan air , Burung melambangkan angin atau dunia atas , Lidah api melambangkan nyala atau geni.



CIRI KHAS BATIK JAKARTA

Ciri khas kain batik Jakarta/Betawi yaitu kain sarung dengan menonjolkan motif Tumpal, yaitu bentuk motif geometris segitiga sebagai barisan yang memagari bagian kepala kain dan badan kain. Saat dikenakan, Tumpal harus ada di bagian depan. Motif burung hong juga masuk dalam ciri khas batik betawi sebagai perlambang kebahagiaan.



CIRI KHAS BATIK SEMARANG


Batik Semarang lebih menonjolkan warna terang.
Di samping bermotif kontemporer yang mengambil ikon-ikon kota Semarang, seperti Tugu Muda dan Lawang Sewu. Atau pun motif asli dari batik Semarang itu sendiri, yakni pohon asam. Sebagaimana mengilhami nama kotanya: asem arang (pohon asem yang letak pohonnya jarang-jarang).



Sumber: http://ambatikindonesia.blogspot.co.id/2014/09/ciri-khas-batik-solo-jogja-pekalongan.html

Pesan batik bisa via email: assyaref@gmail.com
facebooke: https://www.facebook.com/annashopekalongan/

Kamis, 11 Mei 2017

Batik Pekalongan: Sejarah dan Keunggulan Batik Pekalongan

Posted by Rayap Jalanan 23.34, under | No comments

Dibalik keunggulan sesuatu pasti tersimpan sejarah yang merupakan perjalanan terciptanya suatu karya. Meskipun kesannya hanya sekedar sejarah, tapi ternyata kisah perjalanan tersebut mempunyai peran yang sangat besar hingga akhirnya mampu membawa na
ma bangsa menjadi bangsa yang labih baik. Salah satu sejarah yang sudah sepnatasnya untuk kita pelajari adalah sejarah tentang batik pekalongan ini. Dengan demikian tentunya kita tidak hanya menggunakan produknya saja tapi akan lebih baik jika kita juga mengerti tentang makna sejarahnya sehingga kita akan lebih menghargai produk tersebut.
Sejarah batik pekalongan ini sebenarnya telah dimulai sejak paska konflik dan peperangan yang ada dilingkungan kerajaan mataram. Saat itu, peperangan yang melawan kolonial Belanda dan perpecahan di lingkungan keraton memang sangat sering terjadi. Kondisi inilah yang akhirnya memaksa sebagian keluarga keraton untuk mengungsi ke daerah lain dan salah satunya adalah kota Pekalongan. Keluarga keraton yang sudah mempunyai ketrampkilan membatik inilah yang akhirnya mengembangkan ketrampilannya membatik di Pekalongan tempat mereka mengungsi tersebut.
Di kota Pekalongan tersebutlah batik tersebuht akhirnya tumbuh pesat dan akhirnya terus dikembangkan oleh masyarakat sekitar hingga akhrinya menjadi sumber mata pencaharian. Untuk motif batik pekalongan ini sangat dipengaruhi oleh keadaan daerah yang ada di sekitarnya. Hingga saat ini jenis batik pekalongan yang paling dikenal berdasarkan prosesnya adalah batik tulis dan juga batik cap. Meskipkun demikian motif batik pekalongan tetap memiliki ciri khas yang tentunya menjadi daya tarik tersendiri untuk penggemar batik khususnya batik dari Pekalongan ini.
Batik pekalongan resmi menjadi budaya internasional
Ciri khas batik dari kota Pekalongan ini ternyata telah menarik perhatian Unesco yang merupakan badan PBB untuk kebudayaan. Dalam hal ini Unesco menyatakan bahwa batik ini telah resmi sebagai budaya dunia. Ini artinya budaya batik dari pekalongan ini telah diapatenkan menjadi budaya dari Pekalongan Indonesia dan tidak bisa diakui oleh Negara lain. Selain itu pengakuan ini menyatakan bahwa batik ini telah menambah kekayaan dunia yang boleh digunakan oleh siapapun asalkan tidak diklaim sebagai kekayaan suatu Negara selain Indonesia. Pengakuan Unesco terhadap batik pekalongan ini menunjukkan bahwa Indonesia telah menyumbangkan kebudayaan batik menjadi salah satu budaya batik dunia.
Pengakuan internasional terhadap batik pekalongan ini tentu memberikan dampak positif untuk masyarakat indoensia umumnya dan masyarakat pekalongan khususnya. Melalui pengakuan tersebut memang telah membuka peluang para pengrajin batik pekalongan untuk terus mengembangkan produknya hingga mampu menembus pasar internasional. Kondisi ini seharusnya juga memberikan kebanggaan tersendiri terhadap rakyat Indonesia ketika mereka mengenakan batik khsusunya batik dari daerah ini.
Memang tidak bisa dipungkiri dan memang harus disyukuri bahwa Negara kita ini banyak menyimpan kekayaan yang belum tentu memiliki kekayaan sebagaimana dimiliki oleh negeri ini. Bagimana tidak, batik yang menjadi menjadi sebagian kecil budaya bangsa kita ini telah mampu mengangkat nama Indonesia menjadi harum di kancah internasional. Semakin terkenal suatu produk tentunya juga akan membantu meningkatkan kesuksesannya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
Keunggulan batik pekalongan berdasarkan proses pembuatannya
1. Batik cap
Batik dengan tehnik cap ini merupakan pembuatan batik yang dilakukan dengan cara menggunakan canting cap. Bentuknya yang mirip dengan stempel ini membuat proses membantik menjadi lebih cepat. Meskipun proses pembuatannya lebih cepat, hasil batik cap ini sebenarnya juga tidak kalah bagus dengan batik tulis yang dilakukan dengan cara seperti menggambar di atas kain ini. Untuk membedakan batik cap ini, anda bisa memperhatikan beberapa ciri khas dari batik celup diantaranya adalah warna batik pada kedua belah sisi kain adalah sama, motif yang dipilih tidak terlalu detil, warna batik lebih mengkilap, dan warna dasar pada kain biasanya warna gelap.
2. Batik tulis
Batik yang dibuat dengan cara menuliskan langsung motif
batik secara manual dengan menggunakan canting. Batik tulis ini mempunyai keunikan tersendiri karena proses pembuatannya yang cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tingkat tinggi. Sesuai dengan tingkat kesulitan dalam membuatnya, batik tulis memang dijual dengan harga yang lebih mahal. Hal ini sangat sesuai dengan kualitas batik tulis yang bagus dan mempunyai motif batik yang detil. Untuk batik pekalongan juga terdapat jenis batik tulis yang juga memiliki daya jual yang tinggi.
Beberapa jenis batik tulis itu sendiri juga terdapat beberapa macam diantaranya adalah batik tulis malam dan batik tulis colet (warna). Batik tulis malam ini proses pembuatannya dengan menorehkan cairan malam dengan menggunakan canting tulis. Sedangkan batik tulis warna atau colet sebanarnya proses pembuatannya juga sama dengan proses membuat batik tulis hanya saja yang membedakan adalah batik ini langsung ditorehkan warna yang dikehendaki melalui canting yang digunakan. Ciri -ciri batik tulis ini adalah motifnya tidak berulang, pemilihan kombinasi warna yang digunakan bisa lebih banyak, dan warna dasarnya bisa gelap atau cerah.
3. Batik Sablon
Seiring dengan kemajuan tehnologi, batik pekalongan juga ada yang diproses dengan cara disablon. Cara ini adalah cara yang paling cepat dan mudah sehingga dalam sekali pembuatan, produsen bisa menghasilkan produk kain batik yang banyak. Produksi dengan cara ini biasanya banyak dilakukan oleh pabrik tekstil. Produksinya yang cepat tentunya juga akan mempengaruhi harga penjualan produk batik yang satu ini, sehingga batik sablon dijual dengan harga yang relatif murah.
Meskipun beberapa jenis batik hampir memiliki proses batik yang sama, tapi batik pekalongan memang memiliki ciri khas yang kuat sehingga batik yang satu ini memiliki banyak penggemar.

Sumber: https://azizahbatik.wordpress.com/2013/07/21/batik-pekalongan-sejarah-dan-keunggulan-batik-pekalongan/

Beberapa contoh Batik pekalongan:



Masih banyak lagi model dan motif batik Pekalongan.
Bisa cek lengkap koleksi kami di:
facebooke: Anna Shope
group facebooke: Anna Shope
halaman facebooke: https://www.facebook.com/annashopekalongan/
pemesanan batik bisa via email: assyaref@gmail.com

Keunggulan Batik Tulis

Posted by Rayap Jalanan 23.19, under | No comments

Pertama, batik tulis bersifat eksklusif sehingga terkesan elegan dan terasa beda feel nya bagi si pemakai. yang kedua Motif yang khas dan unik, sekalipun punya motif sama tidak mungkin ada batik tulis yang kembar karena sifatnya digambar satu persatu dengan menggunakan tangan atau sering di sebut dengan hand made. yang ketiga permukaan 2 sisi kain (jika dibolak balik) kualitas warnanya tetap sama karena teknik pewarnaannya dengan pencelupan menggunakan alat yang di namakan canting. Yang ke empat batik tulis memiliki nilai seni yang tinggi karena proses pengerjaan begitu rumit dan detail yaitu membuat desain, memindahkan desain ke kain, menyanting, lalu pewarnaan.

sumber: http://blogbatikmuda.blogspot.co.id/2016/03/keunggulan-batik-tulis.html

Berikut salah satu contoh motif batik Pekalongan:









Pemesanan:
via email: assyaref@gmail.com
fb: Anna Shope
group fb: Anna Shope
halaman fb: https://www.facebook.com/annashopekalongan/

Rabu, 22 April 2015

Gelang Galih Roban (Galih Roban Bracelet)

Posted by Rayap Jalanan 23.43, under | No comments

Natural Taste





Gelang Kayu Roban merupakan gelang yang terbuat dari galih kayu yang bersal dari daerah alas Roban. Proses pembuatan gelang ini dengan cara tradisional dan tanpa proses kimia. Gelang kayu roban ini memiliki khas dan seni tersendiri karena proses pembuatan dan bahanya yang alami dan terkesan unik. Gelang ini memberikan gaya tersendiri bagi pemakainya. Gelang kayu roban dewasa ini menjadi trend bagi masyarakat khususnya bagi anak muda dan juga masyarakat umum.

Dan bagi sahabat-sahabat yang berminat dan berkeinginan untuk memakai serta memiliki gelang kayu roban ini bisa menghubungi kami via email (assyaref@gmail.com).

Kamis, 27 Maret 2014

Misteri Gunung Merbabu (3.145 m)

Posted by Rayap Jalanan 11.39, under | 1 comment


Masyarakat lereng Gunung Merbabu punya cerita. Penuturan yang populer di kalangan warga dan pendaki adalah soal pasar gaib yang bernama Pasar Setan. Pasar ini dijadikan ajang transaksi gaib diantara makhluk halus. Benarkah?

Kisah Pasar Setan di Gunung Merbabu sudah jadi cerita umum yang dikenal pula di kalangan pendaki dan pecintan alam. Tempat ini bahkan dijadikan tempat pos pendakian. Pendaki akan mendirikan tenda dan beristirahat di sini.

Lokasi ini begitu dikenal. Jalan yang terjal dan medan yang cukup rumit tak jadi penghalang sejumlah pendaki untuk mengunjungi lokasi ini. Biasanya sebelum mencapai tempat ini pendaki akan singgah ke Kenthen Songo.

Pasar Setan dituturkan di sejumlah blog pecinta alam. Kisah mistisnya jarang dituturkan. Pendaki lebih tertarik dengan kondisi alamnya yang menawan.
Tidak ada catatan resmi tentang pasar setan. Sebagian kisah sulit dikonfirmasi. Katanya setiap malam pasar ini akan berubah ramai. Sayangnya hanya beberapa orang dengan kemampuan khusus saja yang bisa merasakan hal ini.

Dalam situs Merbabu.com ada nama lain selain Pasar Setan yang dipercaya sebagai pasar makhluk halus. Namanya Pasar Bubrah.
“Pasar bubrah adalah pasarnya bangsa mahkluk halus. Watu gubug di Gn.Merbabu adalah pintu gerbang menuju kerajaan Gaib,” tulis laman itu.
Salah satu postingan cerita di situs tumblr.com ini menyinggung tentang pasar setan. Kisah dengan narasumber anonim ini menyebutkan pihaknya telah melakukan pendakian ke Gunung Merbabu beberapa tahun lalu.

Cerita yang diposting 2 tahun lalu itu menuturkan sejumlah kejanggalan yang terjadi saat pendakian. Katanya sebelum sampai di puncak gunung mereka bertemu dengan jasad pria tak dikenal yang tiba-tiba lenyap.

Saat mencapai lokasi mereka juga menyaksikan keramaian pasar setan yang hanya terjadi di malam hari. Kondisi alam berubah saat itu. Diklaim hal ini sudah biasa bagi warga sekitar. Sang penulis menutupnya dengan cerita soal bungkamnya masyarakat Merbabu yang akan kena kutukan jika menuturkan kisah ini.

Jika dilihat urutan ceritanya, tentu sulit dipercaya. Banyak mitos mistis yang berkembang sulit dikonfirmasi. Sebagian terdengar aneh. Laman belantaraindonesia.org mencoba meredam kisah ini dengan menyebut penamaan Pasar Setan hanya untuk penanda saja.

Entah mana yang benar, sebuah kisah penuh misteri nyatanya selalu menyelimuti Gunung Merbabu. Sama seperti “saudara kembarnya” Gunung Merapi yang dituturkan sebagai basis kekuatan ghaib.
Menurut catatan Wikipedia.org, Merbabu adalah gunung berapi tipe B yang pernah meletus ratusan tahun yang lalu. Gunung Merbabu adalah gunung api yang bertipe Strato atau gunung berapi yang berada di wilayah Magelang dan Boyolali.

Gunung Merbabu dikenal melalui naskah-naskah masa pra-Islam sebagai Gunung Damalung atau Gunung Pamrihan. Di lerengnya pernah terdapat pertapaan terkenal dan pernah disinggahi oleh Bujangga Manik pada abad ke-15. Menurut etimologi, “merbabu” berasal dari gabungan kata “meru” (gunung) dan “abu” (abu).

Nama ini baru muncul pada catatan-catatanBelanda. Gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Dilaporkan juga pada tahun1570 pernah meletus, akan tetapi belum dilakukan konfirmasi dan penelitian lebih lanjut. Puncak gunung Merbabu berada pada ketinggian 3.145 meter di atas permukaan air laut.(http://www.solopos.com/2014/02/21/misteri-gunung-merbabu-pasar-bubrah-pasar-gaib-dan-pertapaan-bujangga-manik-491302).




Gunung yang terletak di perbatasan kota Salatiga, Magelang dan Boyolali ini memang menyimpan keindahan yang luar biasa yang sayang jika di lewatkan. Gunung tipe strato ini juga menyimpan sejuta misteri dari beberapa puncaknya dan tempat yang sangat disakralkan jika dikunjungi oleh para pendaki yang ingin menapaki puncak tertingginya yaitu Kenteng Songo (3142 Mdpl). Keindahan alam gunung ini dapat dirasakan dari dua jalur pendakian utama yaitu jalur pendakian thekelan, Kopeng dan jalur pendakian Selo, Boyolali.

Jalur Kopeng
Menikmati negeri diatas awan, Kenteng Songo dapat ditempuh dari jalur Thekelan, Kopeng, jalur ini merupakan jalur favorit para pendaki dari wilayah Salatiga dan sekitarnya dengan jarak tempuh yang tidak begitu lama dan relatif landai sehingga jalur ini paling sering di pilih oleh para pendaki dan pencinta alam yang ingin menjajal rasa penasarannya terhadap gunung tua ini. Jalur ini juga dinikmati karena ada sumber air bersih di Pos Pending yang jarang sekali ditemui jika melalui jalur Selo. 

Selepas dari pos Pending pendaki akan melalui sebuah cerukan batu besar yang dapat digunakan sebagai tempat berlindung dari badai sewaktu malam yang dinamai Watu Gubug, menjadi salah satu tempat yang disakralkan bagi penduduk lereng Gunung Merbabu. Naik sedikit keatas akan menemui pos pemancar yang dari sini pemandangan mulai terbuka dengan pemandangan puncak Kenteng Songo dan 6 puncak Merbabu yang lain yang sudah mulai terlihat selepas pos ini. Setelah menyebrangi jembatan setan maka sampailah para pendaki di puncak tertinggi Merbabu, Kenteng Songo.

Kenteng Songo, Misteri Alam Ghaib Merbabu
Setiap gunung yang ada di pulau Jawa akan memiliki cerita tersendiri terkait beberapa tempat yang unik yang terdapat di dalamnya misalnya berbicara tentang Gunung Merapi pasti akan berbicara tentang Pasar Bubrah, atau berbicara tentang Gunung Lawu pasti akan berbicara tentang Hargo Dalem sebagai tempat petilasan Brawijaya V, lalu bagaimana dengan Gunung Merbabu. 

Ada salah satu tempat di Gunung Merbabu yang menjadi tempat yang masih menjadi misteri sampai saat ini dan memiliki nilai keindahan serta keeksotisan yang tidak akan pernah terbayarkan dengan apa pun, sebut saja Kenteng Songo, puncak tertinggi Merbabu dari 7 puncak yang ada di Merbabu. Disini terdapat 4 Watu Kenteng (batu berlubang) yang tentunya kalau dilihat tanpa kasat mata hanya terdapat 4 lubang/kenteng, namun sesungguhnya terdapat 9 kenteng/lubang yang ada pada puncak ini jika dilihat secara ghaib. 

Percaya tidak percaya memang watu Kenteng Songo memang sudah ada semenjak Gunung Merbabu ini terbentuk dan disekitar sinilah terjadi aktifitas dari para makhluk halus penunggu Gunung Merbabu. Banyak sekali kejadian- kejadian yang tidak lazim yang ditemukan oleh para pendaki yang membuat camp di puncak Kenteng Songo dari kejadian fatamorgana sampai yang mendengar keramaian di puncak Kenteng Songo yang padahal tidak ada seseorang pun kecuali para pendaki yang sedang beristirahat di puncak ini.

Terkadang dapat dikatakan Kenteng Songo menjadi negeri diatas awan bukan hanya bagi para pendaki/manusia melainkan bagi para lelembut yang selalu menjaga Gunung Merbabu ini. Dari sini akan terlihat pemandangan klasik Merapi dan 6 puncak Merbabu yang lain, seperti Triangulasi, Pregodalem, Watu Gubung, maupun puncak pemancar. (Angga Riyon Nugroho)
(http://keunikan-sejarah.blogspot.com/2013/05/kenteng-songo-menapaki-keeksotisan.html).


 sumber:
http://www.solopos.com/2014/02/21/misteri-gunung-merbabu-pasar-bubrah-pasar-gaib-dan-pertapaan-bujangga-manik-491302
http://keunikan-sejarah.blogspot.com/2013/05/kenteng-songo-menapaki-keeksotisan.html

Selasa, 18 Maret 2014

Legenda Gunung Ungaran (2.050 m)

Posted by Rayap Jalanan 09.10, under | No comments


Menurut cerita rakyat setempat Gunung Ungaran tempat Candi Gedong Songo ini berdiri dahulu kala digunakan oleh Hanoman untuk menimbun Dasamuka dalam perang besar memperebutkan Dewi Sinta. Seperti diketahui dalam cerita pawayangan Ramayana yang tersohor itu Dasamuka telah menculik Dewi Sinta dari sisi Rama, suaminya.

Untuk merebut Sinta kembali pecahlah perang besar antara Dasamuka dengan bala tentara raksasanya melawan Rama yang dibantu pasukan kera pimpinan Hanoman. Syahdan dalam perang tersebut Dasamuka yang sakti tak bisa mati kendati dirajam berbagai senjata oleh Rama.

Melihat itu Hanoman yang anak dewa itu kemudian mengangkat sebuah gunung untuk menimbun tubuh Dasamuka. Jadilah Dasamuka tertimbun hidup-hidup oleh gunung yang kemudian hari disebut sebagai gunung Ungaran.

Dasamuka yang tertimbun hidu-hidup di dasar gunung Ungaran setiap hari mengeluarkan rintihan berupa suara menggelegak yang sebenarnya berasal dari sumber air panas yang terdapat disitu. Sumber air panas yang mengandung belerang itu sendiri akhirnya menjadi tempat mandi untuk menghilangkan beberapa penyakit kulit.

Pada masa hidupnya konon Dasamuka gemar minum minuman keras hingga siapapun yang datang ke Gunung Ungaran dengan membawa minuman keras akan membangkitkan nafsu Dasamuka. Mencium aroma miras erangan Dasamuka makin menjadi-jadi, ditandai sumber air panas makin menggelegak. Kalau sampai tubuh Dasamuka bergerak-gerak bahkan bisa menimbulkan gempa kecil. Demikian menurut cerita masyarakat setempat.

Untuk sampai ke lokasi Candi Gedong Songo sangat mudah. dari kota Ambarawa hanya berjarak sekitar 15 Km yaitu ke arah barat melewati obyek wisata Bandungan. Jika dari Ungaran jaraknya hanya 12 Km melalui Karangjati.

Masyarakat yakin jika candi ini ditunggu oleh makhluk gaib yang berjuluk Mbah Murdo. "Berdasarkan cerita eyang buyut Candi Gedong Songo dibangun oleh Ratu Sima untuk persembahan kepada Dewa," ujarnya seperti dikutip Misteri. Konon, tiap kali menghadapi masalah yang pelik Ratu Sima bersemedi di candi ini agar mendapatkan jalan keluar yang terbaik.

Agaknya, candi inipun mempunyai kekuatan yang sakti. Buktinya, kebesaran Ratu Sima diakui oleh lawan-lawannya. Bahkan beberapa kerajaan takluk dan tunduk di bawah kekuasan Ratu Sima. Namun, Siswoyo menegaskan, cerita tersebut hanyalah turun-temurun dari nenek moyangnya.

Sampai saat ini banyak pengunjung yang melakukan ritual khusus di candi tersebut. Mereka memohon berbagai pertolongan agar tujuannya dapat dikabulkan. Kabarnya, candi yang paling banyak dipakai untuk bersemedi adalah candi yang terletak di deretan paling atas.

Sebelum memasuki wilayah Candi Gedong Songo, sebaiknya pengunjung harus meminta ijin terlebih dulu kepada Mbah Murdo, yang dipercaya sebagai penghuni gaib kawasan ini. Sampaikan salam kepadanya, agar perjalanan atau ritual Anda tak terganggu.

Di kawasan cagar budaya Candi Gedongsongo yang bersuhu rata-rata 19 sampai 27 derajad celcius ini ternyata memiliki bio energi terbaik di Asia. Bioenergi di kawasan ini bahkan lebih baik dari yang berada di pegunungan Tibet atau pegunungan lain di Asia. Setelah kita menghirup bioenergi ini dapat memberikan kesegaran di pikiran sehingga memunculkan ide-ide segar. Hal ini akan sangat membantu memberikan kemajuan dan meningkatkan kualitas hidup.

Banyak mata air dengan kepulan asap yang berbau menyengat. Konon, air ini penuh tuah. Terutama untuk menyembuhkan penyakit kulit yang diderita seseorang.

Mata air keramat itu dijaga oleh Nyai Gayatri, perempuan asal Pulau Dewata. Konon, semasa hidupnya Nyai Gayatri adalah dayang Ratu Sima, yang dipercaya sebagai raja pertama di Tanah Jawa. Ketika meninggal dunia, ia memilih menjaga mata air yang mengandung belerang itu.

Kabarnya, Nyai Gayatri tergolong makhluk yang baik hati. Ia suka memberi pertolongan kepada sesama, terutama menyembuhkan berbagai jenis penyakit kulit. Tapi, jangan coba-coba menyepelekan dia karena akibatnya bisa fatal. Pernah suatu ketika ada seorang pengunjung yang kencing di mata air tersebut. Tiba-tiba ia menjerit seperti ada yang mencekik dirinya. Setelah dibawa ke paranormal, rupanya, Nyai Gayatri, penunggu mata air itu tersinggung dengan ulah pengunjung tersebut. Setelah mohon maaf, penyakit itupun dapat disembuhkan lagi.

Banyak pula cerita manis di seputar mata air ini. Darmo, penduduk Magelang, yang kebetulan sedang mandi di sendang itu mengatakan, penyakit kulit yang dideritanya berangsur sembuh setelah mandi di tempat ini. Padahal, berbagai dokter sudah menyerah terhadap penyakit kulit yang sudah menahun itu.

Atas petunjuk seorang paranormal dia diminta mandi di mata air tersebut sebanyak sepuluh kali. "Saya baru mandi tiga kali. Tapi, penyakit saya sudah menurun. Mudah-mudahan, yang kesepuluh saya dapat sembuh total," ujarnya penuh harap. Para sejarawan sampai saat ini belum dapat memastikan kapan candi itu dibangun dan siapa pendiri komplek candi Gedongsongo. Namun melihat bentuk arsitektur candi, terutama bentuk bingkai kaki candi, dapat disimpulkan bangunan candi ini sejaman dengan komplek candi Dieng. Kemungkinan candi ini dibangun sekitar abad VIII M, pada masa pemerintahan Dinasti Sanjaya. Hanya saja siapa nama raja pendirinya belum dapat diketahui.

Candi Gedongsongo berlatar belakang agama hindu, hal ini dapat dilihat dari arca-arca yang menempati relung-relung candi. Misalnya arca Ciwa Mahadewa, Ciwa Mahaguru, Ganeca, Dhurga Nahisasuramardhini, Nandiswara dan Mahakala.

Menurut Pakar tentang Candi Evi Saraswati menyebutkan bangunan candi di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua tipe. Yaitu candi Hindu dan Candi Budha. Ciri umum dari kedua tipe tersebut terletak pada bentuk bangunan. Candi Hindu cenderung ramping, lancip dan tinggi. Sedangkan Candi Budha berbentuk bulat dan besar seperti candi Borobudur. Dilihat dari fungsinya candi juga dibedakan menjadi dua fungsi, yaitu candi sebagai tempat pemujaan atau ibadah dan candi yang dipakai sebagai tempat pemakaman. Sedangkan candi yang berada di komplek Gedongsongo ini diperkirakan merupakan candi untuk pemakaman. Karena pada saat ditemukan di sekitar candi banyak terdapat abu. Sangat mungkin abu ini merupakan bekas pembakaran orang yang meninggal. Sesuai ajaran Hindu orang yang meninggal biasanya dibakar.

Bangunan candi yang masih utuh bentuknya kini tinggal lima bangunan, yaitu candi I, II, III, IV dan V. Candi I terdiri satu bangunan dan masih utuh, candi II terdiri dua bangunan bangunan induk masih utuh dan satunya lagi tidak utuh. Candi III terdiri dari tiga bangunan yang semuanya masih utuh. Candi IV terdapat empat bangunan candi, tetapi tinggal satu bangunan candi saja yang masih utuh. Sedangkan Candi V tampat bekas-bekas pondasi candi yang menunjukkan bahwa di sana dahulu banyak sekali bangunan candi. Tetapi sekarang tinggal satu bangunan candi induk yang masih utuh. Candi VI, VII, VIII dan IX sekarang sudah tidak jelas lagi sisa-sisanya, karena beberapa reruntuhan bangunan yang terdapat di sana banyak yang diamankan. Demikian pula beberapa arca juga disimpan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah.

>>>http://larengunung.blogspot.com/2011/01/legenda-gunung-ungaran.html